Hadist tentang perangai jahat dan Berkata Kotor

Abu Darda memiliki nama asli Uwaimir Bin Malik, sahabat yang terakhir masuk Islam dari kalangan Anshar beliau berasal dari suku Hasyrat. Suku Hasyrat adalah salah satu dari dua suku yang suka bermusuhan dan berselisih dengan kaum Auts yang disebutkan dalam Al-Qur'an surah Al Imran. Lebih terkenal nama kuniah yaitu terkenal dengan sebutan Abu Darda. Abu Darda menikahi Wanita Anshar bernama Hujaimah, dan abu Darda wafat di Damaskus tahun 23H ada juga yang mengatakan wafat pada tahun 21H. 

Perjalanan hijrah Abdullah bin Rahawa datang membuang dan merusak semua berhala yang disembah Abu Darda, abu Darda melihat tanpa melakukan perlawanan dan ia mulai berpikir mengenai sesembahannya yang tak mampu berbuat apa2 untuk menolong dirinya ketika di hancurkan. 

Lalu ia menyatakan keislamannya dan sangat rajin menuntut ilmu, awalnya ia tak mampu menyatukan ibadah dengan perdagangannya. Lalu ia tinggalkan perdagangannya dan fokus menuntut ilmu. Lalu ia duduk bermajelis bersama Nabi shalallahu Alaihi Wasallam untuk mengejar ketertinggalannya. Sehingga apa yang di katakan sahabat Umar bin Khatab, ia berkunjung kerumahnya abu Darda, dan rumahnya tidak terkunci lalu Umar masuk lalu duduk disebelah abu Darda dan rumahnya tidak memiliki lampu, Umar meraba kasur Abu Darda dan ternyata itu pasir, kemudian Ia meraba pakaian abu Darda tipis. 

Abu Darda mengingatkan Umar tentang Hadist2 tentang Dunia yang sementara dan akhirat yang kekal. Lalu mereka berpelukan. Abu Darda mengikuti perang Khandak, yaitu perang di musim panas dan makanan begitu sulit. Para sahabat menggali parit dan mengikat batu di perut untuk bertahan ddari lapar. 

Dari kisah Abu Darda kita dapat mengambil pelajaran dari ilmu beliau. 

Hadist ke 65 

وَعَنْ أَبِيْ الدَّرْدَاءِ رضي الله عنه قاَلَ: قاَلَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : "إِنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ." أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ. 

Dari Abu Darda’ Radiyallahu anhu ia berkata: Rasulullah Sallallahu Alayhi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah membenci kepada orang yang berperangai jahat dan berlidah kotor.” (HR. at Tirmidzi. Hadits ini dishahihkan oleh at Tirmidzi). 

Hadist ke 66

عَنْ اِبْنِ مَسْعُوْدٍ رضي الله عنه -رَفَعَهُ- : "لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعاَنِ، وَلاَ اللَّعَّانِ وَلاَ الْفَاحِشِ، وَلاَ البَذِيْءِ." رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَحَسَّنَهُ، وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ، وَرَجَّحَ الدَّارَقُطْنِيُّ وَقْفَهُ.

Dari Ibnu Mas‘ud Radiyallahu anhu −secara marfu'− : “Orang mukmin itu bukanlah orang yang suka mencela, yang suka mengutuk, yang berperangai jahat, dan yang berlidah kotor.” (HR. at Tirmidzi dan ia menghasankannya. Hadits ini juga dishahihkan oleh al Hakim. Namun ad Daruquthni menilai hadits ini mauquf). 

Fahisyah adalah kotor. Al Fahisyah adalah orang yang berkata yang keji dan kotor. 

Al Bazhi suka berkata jorok, At Tha'an (banyak mencaci manusia) menikam dengan kata kata celana. La'an berarti melaknat, mengusir dan menjauhkan dari kebaikan. Al La'an berarti orang yang gemar melaknat. 

Hadist ini berisi Larangan agar menjauhi perbuatan Al Fahisyah, Al Bazhi, At Tha'an dan Al La'an. 

1. Orang -orang yang punya sifat-sifat seperti itu adalah orang yang dijauhkan dari kemuliaan dan jauh dari manisnya iman. 

2. Allah sangat membenci ungkapan-ungkapan yang melaknat orang yang yang suka mencela, melaknat.

3. Orang yang suka berkata yang kotor dan keji adalah orang yang dibenci Allah dan dibenci oleh segenap makhluk di langit dan di bumi. Seperti malaikat, hewan tumbuhan, makhluk2 melata dll. 

Bahkan ada manusia yang memiliki kisah tidak diterima di bumi. 

4. Para tukang cela suka menjatuhkan harga diri dan melecehkan nasab (keturunan) sesamanya. Seperti membuka aib saudara-saudaranya. 

Semua perilaku buruk yang disebutkan tadi adalah akhlak atau perilaku tadi bukan orang yang beriman dan bertakwa dan juga bukan pemilik lisan yang selalu basah dengan dzikir. Namum ia adalah sifat dari orang fasik dan munafik. Orang munafik yaitu orang yang selalu membalikkan fakta, berbeda apa yang ia ucapkan dengan perbuatannya.